Thursday, May 31, 2012

Sebuah Penutup Bulan Ini

Dalam waktu kurang lebih satu jam lagi, 31 Hari Menulis tahun kedua akan segera berakhir. Klise kalau saya bilang, "rasanya baru kemarin mulai ikut, sekarang udah selesai." But yaa, time flies so fast. Tiba-tiba saja sudah ganti bulan, satu tugas selesai, satu tugas tetap ada, satu tugas bertambah, semua harus dikerjakan yaa.. *mengingatkan diri sendiri*

Saya tak mengira hari terakhir di Bulan Mei ini akan diwarnai sedikit kerumitan. Entah kenapa modem tiba-tiba tidak mau konek, kalau mau ke warnet rasanya tanggung. Jadilah saya bereksperimen ngetik postingan pakai hape (bukan qwerty). Tinggal publish tapi yang terjadi kemudian adalah error. Dengan sisa waktu yang semakin menipis, saya coba kembali meng-klik connect pada modem dan ternyata bisa. Bagaimanapun caranya sebentar lagi saya akan menyelesaikan misi menulis maraton ini, yeeeaaa... *intermezo*

Salut buat para admin yang rajin merekap tulisan para peserta tiap hari. Dan penulis tamunya banyak sekali, jadi bisa banyak-banyak 'curi ilmu' juga. Salam hangat untuk semua yang ikut berpartisipasi, secara resmi postingan ini saya akhiri di sini. :))

Wednesday, May 30, 2012

(Semoga) Kumpul Lagi


Sudah lama nggak ketemu dan main bareng temen-temen ini...Padahal dulu sekelas kuliah, ngerjain tugas bareng, makan bareng, karaoke bareng...Tapi memang akan ada saat-saat seperti ini. Kalau nggak janjian ke kampus jarang banget bisa ketemu temen. Beberapa waktu lalu sempat diajak camping ke Pacitan, tapi sayangnya baru ada acara jadi nggak bisa ikut :( Barusan di message FB ada rencana buat kumpul-kumpul lagi. Semoga kali ini bisa yaa, biar kita bisa kumpul-kumpul kaya dulu lagi temaannn :))

Tuesday, May 29, 2012

Warna-Warni Martabak Mini

Mulai membuka mata pada cemilan-cemilan yang bertebaran. Lebay sih, tapi saya memang nggak terlalu sering ngemil. Jadi kadang suka nggak ngeh kalau ada cemilan-cemilan menggiurkan yang bisa tetep bikin kita hemat. Seperti yang satu ini, cemilan imut-imut yang sudah ada sejak lama, sudah saya sadari pula keberadaannya, tapi      baru saya coba akhir-akhir ini. Cemilan ini adalah: martabak mini.

Seperti namanya, tentu saja cemilan ini adalah martabak dalam bentuk kecil-kecil (??). Ibaratnya martabak ukuran personal gitu yaa...Martabak manis lebih tepatnya, tersedia dalam berbagai varian rasa: coklat, keju, blueberry, apel, kismis, dan lainnya. Cemilan ini bisa didapatkan di daerah Karangmalang, di sebelah Timur Lembah UGM.  Kita cukup mengeluarkan uang Rp 1.000,00 untuk mendapatkan sebuah martabak mini ini. Rasanya?? Enak sekali! (berhubung saya nggak pinter mendeskripsikan rasa :p) Tapi memang enak lho, coklat ataupun selainya bener-bener kerasa, apalagi ditambah susu yang membuat martabak ini semakin nikmat.

Baru-baru ini, dalam perjalanan pulang saya lihat ada penjual martabak mini lagi, lebih dekat dari rumah, di sekitar Lapangan Denggung. Sudah lewat berkali-kali tapi baru tadi sore pengen coba beli. Martabak mini yang ini ternyata pilihan rasanya lebih banyak, ada rasa karamel, pisang, kacang, dan macam-macam selai lainnya.  Kita juga bisa pesan mix n match, menggabungkan berbagai rasa dalam satu buah martabak, tapi tentu saja harganya jadi beda. Oya, di sini ada pula pilihan adonan martabak rasa pandan. Hmm, wangi adonannya sangat menarik hati. Sedikit cerita tentang martabak yang di Denggung ini, rasanya kurang lebih sama lah..Hanya saja kue martabaknya (bener nggak ini?) lebih tebal. Jadi kalau lagi nggak bener-bener lapar, makan satu buah saja sudah terasa kenyang. Tapi dari segi penampilan saya lebih pilih martabak mini di Lembah UGM, bentuknya lebih unyu dengan selai yang ditata sedemikian rupa (apa deeehhh...). Jadi silakan bagi yang ingin mencoba cemilan ini, enak dinikmati sendiri, bisa juga dibawa pulang sebagai oleh-oleh...




Monday, May 28, 2012

Laskar Pelangi The Musical


Sebuah drama musikal yang sangat apik. Paket pertunjukan lengkap, perpaduan akting, tarian, nyanyian, dan set panggung yang luar biasa.

Musikal Laskar Pelangi diangkat dari kisah novel karya Andrea Hirata dengan judul sama. Setelah sukses dengan novel dan film, kini giliran drama musikalnya yang sibuk tur ke mana-mana. Setelah Jakarta dan Singapura, Jogja mendapat kesempatan untuk menyaksikan drama musikal ini selama dua hari lalu.

Tentu sudah banyak yang akrab dengan cerita dari novel ini. 10 orang murid yang bersekolah di SD Muhammadiyah, diwarnai kesenjangan luar biasa dari SD PN Timah. Selain kesepuluh murid Laskar Pelangi, Bu Muslimah juga menjadi tokoh sentral dalam cerita ini. Disemarakkan dengan berbagai kisah lucu seperti Ikal yang mulai naksir A Ling. Kehebatan anak-anak Laskar Pelangi dalam berkompetisi hingga memenangkan lomba karnaval dan cerdas cermat. Dan tentu saja, kisah mengharukan dari si jenius Lintang yang harus putus sekolah karena ayahnya meninggal.

Seperti novel dan filmnya, kisah-kisah tersebut diangkat pula dalam Musikal Laskar Pelangi. Namun, tentu saja dengan cara yang sangat berbeda. Dialog diucapkan dalam lagu, menarik sekali apalagi suara para pemainnya memang sangat bagus, plus iringan orkestra sepanjang pertunjukan. Lagu-lagu yang menggambarkan isi cerita pun terus diperdengarkan, dinyanyikan dengan tarian lincah anak-anak maupun pemain lainnya. Yang tak kalah menarik adalah soal properti. Panggung dipenuhi properti yang bener-bener ‘niat’, megah, dan detail. Setiap pergantian adegan, properti pun berganti sedemikian cepatnya.

Di akhir pertunjukan, semua pemain naik panggung bersama-sama. Hadir pula nama-nama besar yang turut menyukseskan musikal Laskar Pelangi, seperti Riri Riza, Mira Lesmana, Erwin Gutawa, Jay Subyakto, dan Dira Sugandi. Sebuah penutup yang melengkapi kemeriahan drama musikal ini.

Melihat betapa indahnya pertunjukan ini, rasanya nggak rugi bela-belain beli tiket dari jauh-jauh hari. Ditambah lagi harus mengantri berkali-kali untuk masuk gedung pertunjukan. I’m not disappointed at all. Semua terbayar, lunas! Dan tak lupa, terima kasih buat Mufid yang sudah nemenin. :) 

sayang sekali kamera nggak boleh masuk gedung pertunjukan

Sunday, May 27, 2012

Yuk ke Taman Pelangi

Kemarin, saya dan dua adik saya jalan-jalan ke Taman Pelangi. Agak mendadak juga sebenarnya, jadi kami ke sana cuma sebentar. Mungkin kebanyakan sudah tahu dan pernah berkunjung ke tempat wisata ini ya.. Tapi boleh dong saya cerita sedikit tentang taman ini..


Taman Pelangi bisa dibilang masih cukup baru di Jogja, baru buka dari akhir tahun lalu. Dari awal, taman ini sudah mencuri perhatian banyak orang. Hal yang paling mencolok dari tempat ini tentu saja taman lampionnya. Berbagai bentuk lampion warna-warni bertebaran di seluruh area Taman Pelangi. Dari jalan saja warna-warni lampion sudah begitu jelas menggoda. Area taman lampion ini cukup luas jadi mending kalau jalan-jalan santai saja biar nggak kerasa capeknya, hehe...Selain lampion, ada beberapa wahana permainan yang ada di tempat wisata ini. Becak mini, sepeda, perahu dayung, andong mini, bola air (bola gede banget yang kita bisa masuk di dalemnya itu, sejujurnya saya nggak tahu namanya apa :p), dan banyak lagi wahana yang bisa kita coba. Kalau kita capek main-main, bisa mampir ke foodcourt yang menyediakan berbagai pilihan menu makanan.


Saya nggak usah cerita banyak-banyak deh. Buat yang belum pernah ke sana, coba saja berkunjung bersama sahabat, keluarga, atau pasangan. Taman Pelangi ada di kawasan Museum Monumen Jogja Kembali. Tiket masuknya Rp 10.000,00 untuk hari biasa dan Rp 15.000,00 pada weekend. Tiket ini belum termasuk biaya wahana permainan ya, apalagi makan :p




 




Saturday, May 26, 2012

Pengumuman #1

Hari ini pengumuman kelulusan untuk siswa-siswa SMA. Alhamdulillah, adik saya lulus bersama teman-temannya juga, lulus 100%. Tadi saya lihat di TVRI Jogja ada liputan tentang perayaan kelulusan di SMA adik saya ini. Bukan dengan corat-coret, apalagi konvoi. Mereka melakukan tarian flashmob bersama. Memang sejak beberapa hari terakhir adik saya bolak-balik ke sekolah untuk latihan flashmob. Walaupun saya tidak menyaksikan langsung, dari liputan tadi flashmob-nya memang keren. Sebuah perayaan kelulusan yang kreatif! Tak lupa mereka juga melakukan sujud syukur bersama di halaman sekolah. Beberapa guru tampak menyaksikan dengan raut muka bahagia, bangga, dan terharu. Lebih menyenangkan bukan merayakan kelulusan dengan cara yang positif, tak merugikan siapapun, apalagi membuat orang tua khawatir. Selamat yaa... :)

Friday, May 25, 2012

Lihat Lebih Dekat

-Tidak ada orang yang ingin diciptakan sebagai monster-


Terkadang kita salah, atau buru-buru, menilai orang. Padahal, dari dulu sampai sekarang, ada kalimat keren yang selalu mengingatkan: don't judge a book by its cover. Relasi yang sebenarnya menyenangkan satu sama lain bisa jadi berantakan. Beruntung jika kita bisa memperbaikinya sedari awal. Sayangnya kebanyakan terlambat untuk menyadari. 


Inspired by 'A Monster In Paris'

Thursday, May 24, 2012

Bakso Jamur Teriyaki


Ceritanya hari ini saya dan Fatikong bingung mau makan siang di mana. Jadilah kami ke Mirota dulu buat beli beberapa kebutuhan. Sampai di sana, secara spontan dia mengajak buat masak saja. Baiklah, karena lagi nggak pengen makan sesuatu yang khusus juga akhirnya kami putuskan untuk memasak Bakso Jamur Teriyaki.

Bahan-bahan:
  • Bakso
  • Jamur kancing
  • Bawang bombay (potong-potong)
  • Saori saus teriyaki (karena kita masak versi singkat)
  • Sedikit minyak/margarin untuk menumis
  1. Tumis bawang bombay sampai layu.
  2. Masukkan jamur kancing dan bakso (tips: agar bumbu lebih meresap, sebelumnya rendam jamur dan bakso dengan setengah bungkus saos Teriyaki).
  3. Aduk rata sambil masukkan saos Teriyaki yang masih tersisa.
  4. Diamkan sebentar, daaaann voila jadilah makan siang yang hemat, cepat, dan enak :9
yummmi!





Wednesday, May 23, 2012

Jadi Layouter Dadakan

Tidak seperti biasa, jam segini saya sudah ngantuk. Tapi mata ini harus diajak berkompromi, bekerja sedikit lagi. Mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan tulisan, foto, dan layout. Kabar buruknya, untuk poin terakhir (layout) saya tak punya kemampuan sama sekali. Jadilah Microsoft Publisher jadi pelampiasan saya malam ini. Haha... Copy, paste, crop, perintah-perintah yang akrab sekali dengan saya malam ini.

Tapi untungnya saya tidak mengerjakan ini sendirian. Ada Fatikong yang menemani mengutak-atik si Publisher ini (haha, big thanks!) Setelah ini kami mau lari-lari (ehm naik motor, sebenarnya) ke Spektrum untuk mencetak sekilat mungkin. Wish me luck, temaaaannnn...

Jadi, sekian dulu postingan ini saya akhiri. Sampai jumpa di hari berikutnya... :D

Ps: kali aja ada yang penasaran, jadi saya post foto hasil layoutan kami ya.. :p

untuk proyek dadakan, hasilnya lumayan kan ya? :p

Tuesday, May 22, 2012

Smurf Memilih Tak Punya Uang

Sewaktu jaga di Bledug Merapi hari ini, saya baca sebuah komik lucu berjudul "Smurf Bendahara". Dari judulnya, sudah bisa menebak kan tokoh utama komik ini? Yup, makhluk biru imut-imut yang punya ketrampilan masing-masing. Saling memanggil dengan nama 'smurf', suka sekali mengucapkan kata 'smurf' dalam kalimat-kalimat mereka.


Dalam komik ini, diceritakan seorang smurf sedang ada keperluan di dunia manusia. Ia lalu pergi ke pasar dan melihat semua orang melakukan jual-beli dengan uang, hal yang sangat asing bagi dirinya. Karena di dunia smurf kita tidak membutuhkan uang untuk mendapatkan sesuatu. Jika butuh roti, kita tinggal minta ke smurf koki. Kalau ingin dibuatkan patung, kita tinggal minta tolong ke smurf pemahat. Sesederhana itu.


Namun, sepulang dari negeri manusia, smurf mempunyai ide untuk menerapkan sistem keuangan itu di negerinya. Maka ia mulai merancang pembuatan koin-koin emas sebagai uang dan mengumumkan ide tersebut ke teman-temannya. Awalnya semua merasa aneh dengan ide itu, tapi akhirnya setuju dengan penggunaan uang sebagai alat pembayaran. Maka, dimulailah era uang di negeri para smurf.


Satu per satu smurf mendapat jatah uang masing-masing. Semua perlu adaptasi, tapi dalam waktu cepat keadaan bisa berjalan sesuai rencana awal. Tak ada lagi roti gratis, perbaikan rumah kini perlu biaya, kain pun dibeli dengan uang, semua berjalan persis dengan keadaan di negeri manusia. Oya, sampai di sini smurf yang mempunyai ide paling awal mempunyai nama baru yaitu smurf bendahara. Ia menjadi tempat bertanya bagi smurf-smurf lain yang kadang mempunyai masalah dengan uang. Smurf bendahara juga mengajarkan bagaimana peminjaman uang dengan bunga dan jaminan, tabungan, bank, dan seluk beluk uang lainnya.


Awalnya tak ada yang merasa terganggu dengan sistem baru ini. Hingga akhirnya mereka menyadari bahwa kehidupan para smurf telah berubah total. Apa-apa dinilai dengan uang. Semua fokus pada pekerjaan untuk meghasilkan banyak uang. Tak ada lagi smurf yang menyanyi dan menari. Bahkan beberapa sampai bertengkar karena uang. Lama-kelamaan mereka muak dengan keadaan tersebut, dan memutuskan untuk meninggalkan desa. Berduyun-duyun para smurf pergi dan mencoba membangun desa baru. Smurf bendahara sebagai pencetus ide tentu berusaha menghalangi mereka. Namun, tak mudah untuk membujuk para smurf pulang. Setelah berjanji bahwa tak akan ada lagi uang di negeri mereka, barulah para smurf pulang dengan gembira. Keadaan pun berangsur normal, negeri para smurf kembali diliputi keceriaan.


Apa yang sangat familiar dari cerita ini? Uang. Bukan rahasia umum lagi kalau uang bisa menjadi masalah yang besar. Nggak sekali dua kali media kita diramaikan oleh berita yang bersangkutan dengan uang. Uang memang kebutuhan, saya sangat menyadarinya. Tapi jika kita terlalu berkonsentrasi pada koin-koin mungil ini, mungkin saja kita justru melupakan banyak hal penting lainnya. Seperti para smurf yang lupa dengan kebiasaan bernyanyi dan menari mereka. Seperti para smurf yang bisa terlena dan mengabaikan kehangatan di desa mereka. Kita jelas tidak bisa meniru cara hidup para smurf yang hidup tanpa uang. Tapi, belajar dari para smurf yang lucu itu, sudah jelas perlu kebijaksanaan jika kita telah memilih untuk berurusan dengan uang. Mari terus belajar.... :)

Monday, May 21, 2012

Tentang Boa dan Sebuah Topi

Beberapa hari yang lalu saya sempat menyinggung buku The Little Prince. Karya seorang pilot asal Prancis, Antoine de Saint Exupéry ini cukup fenomenal. Sekilas tampak seperti buku anak-anak, tapi ternyata buku ini lebih 'berat' dari kelihatannya. Bahasa yang digunakan pun penuh dengan kiasan, membuat kita berpikir dulu untuk mengira-ngira maksud di dalamnya.


Sebenarnya saya pengen nulis lebih banyak, tapi mata sudah agak ngantuk jadi dipersingkat saja ya..hehe...Ada beberapa hal yang menarik dari buku The Little Prince ini, salah satunya ketika salah satu tokoh utama bercerita pengalamannya saat kecil. Ia berusaha menggambar boa yang memakan gajah.



Kira-kira gambarnya seperti di atas. Setelah itu ia begitu bersemangat menunjukkan gambar tersebut pada orang dewasa. Namun, tak ada yang sependapat dengan dirinya. Semua mengira gambar itu adalah topi. Ya, hanya sebuah topi. Namun, ia tak putus asa. Kembali ia mencoba menggambar boa tampak dari dalam tubuhnya sehingga si gajah terlihat utuh lengkap dengan belalai dan gadingnya. Lagi-lagi orang dewasa tak tertarik dengan karya tersebut, dan justru menyuruh si anak tak menggambar hal-hal yang aneh lagi.
Ada pula kisah pangeran kecil yang berpetualang dari satu planet ke planet lain. Planet-planet kecil yang cukup dihuni oleh satu orang saja. Suatu kali ia bertemu raja yang selalu ingin berkuasa. Namun, berkuasa dari siapa? Ia tak memiliki rakyat sama sekali. Pernah juga si pangeran bertemu seorang pemabuk. Tiap harinya ia membuat dirinya mabuk agar bisa melupakan sesuatu. Apa yang ingin ia lupakan? Kenyataan bahwa dirinya pernah mabuk (sungguh memusingkan sekali). Tak lupa pangeran juga bertemu dengan seseorang yang sangat kaya, merasa memiliki seluruh bintang yang ada di jagad raya. Dalam perjalanannya ini, pangeran kecil kerap melontarkan kalimat singkat, "orang dewasa aneh sekali".


Saya sangat setuju bahwa buku "The Little Price" ini sangat menarik. Sedari awal saja kita sudah disuguhi begitu berbedanya pemikiran orang dewasa dan anak-anak. Bagaimana anak-anak berusaha membebaskan imajinasinya, tapi mereka harus berhadapan dengan masyarakat umum yang sudah terbiasa dengan standar. Tentu tidak semua orang seperti itu. Saya sendiri berharap semoga saya masih bisa memiliki cukup imajinasi untuk mengatakan dengan mantap, "ya, boa itu makan gajah yang besar sekali. Bagaimana bisa, apa ia terpisah dari kawanannya?" :)

Sunday, May 20, 2012

Kedung Kayang, Saya Datang (Lagi)

Yuhuuu...Hari terakhir long weekend yang super ini diisi dengan jalan-jalan ke Air Terjun Kedung Kayang. Belajar ber-outbond ria bersama teman-teman sekampung. Meski sebelumnya saya pernah dua kali mengunjungi air terjun ini, ternyata sudah banyak perubahan sekarang. Ada jembatan keren yang belum selesai dibangun. Air terjun paling besar yang justru tidak mengalir airnya (ini kata teman saya). Namun yang paling menonjol adalah sekarang tempat wisata di daerah Magelang ini sudah ramai sekali pengunjungnya. Mungkin faktor akhir minggu juga ya.. Berbeda sekali ketika saya main-main ke air terjun ini sekitar empat tahun lalu, belum cukup ramai waktu itu. Apalagi jika dibandingkan waktu kunjungan saya yang pertama sekitar delapan tahun yang lalu, pengunjungnya masih bisa dihitung jari.


Anyway, untuk jalan-jalannya sendiri sangat menyenangkan. Berkumpul dengan banyak teman yang biasanya belum tentu bisa ketemu (padahal rumahnya dekat :p). Kebetulan juga sudah lamaaa nggak jalan-jalan bareng temen-temen rumah. Walaupun ada sedikit kendala di bagian transportasi, semoga nggak kapok buat jalan bareng-bareng lagi :))


Oya, sedikit info untuk yang belum pernah ke air terjun ini. Medan dari parkiran ke air terjun cukup sulit, jadi pastikan kondisi kamu sedang prima. Jangan lupa bawa perbekalan, terutama air minum. Siapkan sepatu/sandal yang siap diajak bermanuver ria. Capek memang iya, tapi segarnya air terjun akan segera mengobati rasa lelah selama perjalanan. :D


saya-Taufik-Risma

Saturday, May 19, 2012

Menonton Konser Layaknya Reuni

Sheila On 7 mengemas 16 tahun karir mereka dalam konser apik bertajuk "Sheila On 7 16th Anniversary 3 on 3 Concert". 3 jam, 3 sesi, puluhan lagu, ribuan penonton, dan para musisi itu tidak terlihat lelah sedikit pun. What a perfect birthday party! 


Perfomance mereka benar-benar luar biasa tadi malam. Bagi saya sendiri, konser Sheila On 7 tadi malam berisi potongan-potongan reuni. 


Reuni dengan kakak-kakak angkatan yang sudah lulus. Sebelum konser dimulai saya dan teman-teman sudah heboh duluan. Bertemu kembali dengan banyak wajah yang kini bekerja di luar Jogja.


Reuni para Sheila Gank (sebutan untuk fans Sheila On 7) yang datang berbondong-bondong dari berbagai daerah. Tak lupa mereka membawa atribut-atribut kebanggaan. Jarak yang jauh dari tempat asal tak menghalangi mereka untuk menonton aksi band idola. Salut!


Reuni dengan masa kecil. Saya masih duduk di bangku SD ketika mendengarkan Sheila On 7 untuk pertama kali. Menyanyikan lagu-lagu lama Sheila On 7 tak bisa dipisahkan dari kenangan masa lalu. Bernyanyi dengan teman-teman, mencatat liriknya bersama, menonton video klip mereka. Ah, saya jadi kangen masa 90'an. :)


Reuni dengan personil lama Sheila On 7. Memang tidak secara langsung, melainkan dari slide-slide foto yang memuat cerita awal mereka berkarir hingga sekarang. Wajah-wajah personil Sheila On 7 ditampilkan secara bergantian. Pemilihan foto yang sengaja menampilkan momen-momen lucu berhasil membuat penonton tertawa bersama. Semua wajah terasa begitu akrab, tak terkecuali dengan Anton dan Sakti.


Dengan banyaknya reuni dan nostalgia yang terjadi, pengalaman mengantri tiket, kehujanan, desak-desakan, semua terbayar lunas. Ditambah lagi melihat keakraban keluarga besar Sheila On 7 secara langsung. Para istri, anak-anak, dan kru yang ikut naik ke panggung dengan membawa kue ulang tahun semakin menambah semarak konser malam itu. Bisa jadi, setelah konser 3 On 3 semalam, tak hanya personil Sheila On 7 yang memiliki ribuan fans. Melihat lucunya anak-anak personil Sheila On 7, mungkin saja besok mereka punya fans club sendiri. :D





Friday, May 18, 2012

Banyak Tanya

A : Ini apa?
B : Ini flashdisk.
A : Untuk apa?
B : Menyimpan tugas yang diketik.
A : Kenapa disimpan di sini?
B : Soalnya besok mau dibawa.
A : Dibawa ke mana?
B : (terdiam, fokus pada pekerjaan)
A : Dibawa ke mana?


Meski terkadang capek juga untuk menjawab, mendengarkan anak-anak yang penasaran selalu menyenangkan. Bertanya apa saja, tanpa takut apakah pertanyaannya penting atau tidak. Tanpa ragu susunan kalimatnya benar atau tidak. Seperti sengaja mengajukan pertanyaan satu demi satu, agar yang diajak bicara tak punya waktu berpaling sedikitpun. Terkadang bertanya hal yang sangat sederhana, tapi membuat penjawabnya harus memutar otak. 


Selalu menyenangkan mendengar anak-anak yang tak pernah bosan bertanya. Seakan mereka tahu, jika berhenti bertanya sekali saja, semuanya jadi tak menarik lagi.

Thursday, May 17, 2012

Selamat Hari Buku Nasional

Awal long weekend kali ini bertepatan dengan Hari Buku Nasional. Mari-mari berkegiatan agar Hari Buku Nasional tidak lewat begitu saja (ngomong ke diri sendiri, karena hari ini sungguh tidak produktif). Semoga waktu yang kurang lebih tinggal tiga jam saja sebelum esok hari cukup untuk mencoret tiga kegiatan di bawah ini:

  • Merapikan buku. Selalu ada kepuasan tersendiri setelah selesai merapikan sesuatu. Kamar tidur, setrikaan, dan juga buku-buku yang berserakan. Untung kali ini tidak terlalu banyak yang harus dirapikan.
  • Membuat daftar buku yang ingin (dan harus) dicari. Ingin dan harus sudah pasti beda yaa.. Pastikan daftar yang dibuat tidak timpang sebelah :p
  • Membaca buku. Saat ini saya sedang menyelesaikan buku The Little Prince. Buku ini sudah terbit lama sebenarnya, sejak 2003. Tapi saya baru tertarik baca sekarang setelah beberapa waktu lalu ngobrol dengan teman-teman Bledug Merapi Children Book Forum.
Baiklah, sebelum waktu semakin larut sebaiknya saya akhiri postingan malam ini. Selamat Hari Buku Nasional. Tak lupa juga, happy long weekend everybody! Membaca buku untuk menghabiskan akhir pekan sepertinya bisa jadi salah satu pilihan yang menarik :D

Wednesday, May 16, 2012

Pengembara Warna

"Aku mau menggambar mangga"
Lalu terbentuklah bulatan-bulatan kecil
Dengan satu garis yang kau sebut ranting

"Aku mau ganti warna"
Maka kau sibuk memilih pena
Untuk menggambar labu lengkap dengan mulut dan mata

"Kenapa tidak gambar batu saja?"
Tanyaku saat kau memilih warna hitam
"Karena hari ini aku menggambar sesuatu yang bisa dimakan"
Jawabmu dengan senyum yang menawan

Tangan kecilmu tak berhenti mencoret kertas
Membuatku memilih untuk berhenti sejenak
Mungkin ini satu cara berpetualang
Di tengah riuhnya suara anak-anak
Dan gemerisik angin yang menyapu dedaunan

Tuesday, May 15, 2012

Rehat


Sejenak aku letakkan penaku
Mungkin tak apa jika sekarang kututup bukuku
Dan bolehkah aku memintamu mematikan televisi itu?

Hei, malam sedang merekah indah
Ditemani bulan purnama sempurna
Bolehkan kita berbincang sebentar?

Kata-kata meluncur sesaat setelah kau mengangguk
Saling menyahut namun tak berebut

Ah, sepertinya aku melupakan sesuatu
Bagaimana jika kubuatkan teman sederhana
Dua gelas minuman favorit untuk masing-masing
Juga kue coklat hangat
Yang kita beli sore tadi?

Monday, May 14, 2012

Menyusup di H39

Sesuai janji, seminggu menulis tentang keluarga. Mungkin yang saya tulis selama ini memang keluarga secara umum. Mulai dari KKN, keluarga besar, apa saja yang terlintas (secara tiba-tiba). Dan kali ini saya menulis di tengah riuhnya orang-orang berbicara. Tidak terlalu banyak sebenarnya, tiga orang saja, yang tiap hari tinggal bersama. Di lantai dua, di sebuah kos bernomor H39.

Haa, mungkin terlalu pede kalau saya sebut ini adalah keluarga. Karena memang dalam kenyataannya saya lebih pantas disebut penyusup. Bagaimana tidak? Bermodal satu teman dekat (saya sebut namanya: Fatikhah. sebelum diprotes) saya jadi sering lalu-lalang di kos ini. Nggak ada si empu kosnya pun saya pede-pedenya ke sini. Akibat (terlalu) sering ke H39 saya sampai ikut buka puasa internal, diundang ke pernikahan penghuni kos ini, dan seabrek kegiatan lain yang tiba-tiba saya hadir sebagai penyusup. 

Hah, jadi postingan singkat ini saya dedikasikan untuk teman-teman H39. Terutama yang saya kenal cukup dekat: Fatikong, Nunung, Firdha, Mbak Puput, dan penghuni-penghuni lama lainnya. Sudah banyak manfaat yang saya dapat (dan dimanfaatkan) :p. Seperti saat ini, saya menulis postingan di salah satu kamar H39. Dengan laptop dan modem pinjaman :p Sekarang mari bersiap-siap pulangggg.... :D

Hore, misi seminggu menulis keluarga akhirnya tercapai juga. Mulai besok saya akan menulis bebas lagi. Karena menulis random adalah keasyikan tersendiri.

Sunday, May 13, 2012

Dua Sisi

Sebagian jepretan di rumah (dan sekitarnya)
Bisa jadi rumah adalah tempat yang paling terbuka sekaligus pribadi. Jika ada yang bertandang, kita akan membuka pintu lebar-lebar. Tak lupa mempersiapkan segala yang terbaik untuk tamu kita, bahkan di acara sederhana sekalipun. 
Siapa pula yang akan menolak kehangatan di ruang tengah? 
Namun, layaknya kehidupan di alam liar, kita juga telah menandai daerah kekuasaan. Sebuah ruang kecil yang kita sebut kamar. Bisa jadi kita menikmati waktu bersama saudara atau teman di sana. Tapi tak jarang pula kita akan menutupnya rapat-rapat. Agar bisa terlelap, menuliskan coretan dalam diary, atau menangis mungkin? ;)

Saturday, May 12, 2012

Selamat 12 Tahun!

Minggu ini ada keluarga yang bertambah usia, tepatnya 8 Mei lalu. Keluarga yang tiap minggu kerjaannya bolak-balik ke rektorat (dan lain-lain), nulis, jepret foto, riset, ketemu klien, resensi buku, layout, ngambil cetakan, lipet-lipet cetakan, nyebar terbitan ke penjuru kampus, dan masih banyak lagi. Ya, SKM UGM Bulaksumur kini sudah 12 tahun.


Selamat bertambah usia buat bul... Tempat saya belajar sangat banyak selama tiga tahun dan seterusnya. Bertemu orang-orang di bul membuat saya mengenal berbagai karakter (I mean it!). Dan semua bisa dialami di sini, benar-benar lengkap! Kocak, marah, tawa, tangis, senyum, serius, santai, marmos, dan lainnya semua ada. 


Di balik semua candaan yang kerap terjadi, selamat berkarya selalu untuk SKM UGM Bulaksumur. Menyenangkan untuk melakukan apa yang telah dinikmati. Dan selamat mengguncang Jogja dengan Aksi Kreasi #4.
Waktu mubul 2011

Friday, May 11, 2012

Perhelatan Akbar

Tahun ini, dua adik saya, Taufik dan Risma, sama-sama menjadi peserta perhelatan akbar bernama "Ujian Nasional". Taufik menghadapinya untuk lulus SMA, sedangkan Risma untuk lulus SMP. Layaknya siswa yang akan menghadapi ujian, keduanya sudah bersiap sejak jauh-jauh hari. Saya sendiri yang sudah mengalami kedua ujian itu merasa seperti kembali ke masa lalu. Melihat buku-buku berserakan, bolak-balik ke tempat les maupun sekolah. Yah, namanya juga usaha...


Terlepas dari pro kontra seputar Ujian Nasional sendiri, kini mereka berdua telah menjalaninya. Dan sekarang adalah hari-hari menunggu jawaban atas ujian tersebut. Namun, bukan berarti mereka bisa setiap hari bersantai di rumah. Masih ada beberapa hal yang harus diurus seperti persiapan masuk perguruan tinggi dan ujian khusus dari sekolah.


Semoga keduanya mendapat hasil yang memuaskan. Saya sendiri yakin, tidak ada yang sia-sia dalam usaha yang melibatkan kesungguhan. :)

Thursday, May 10, 2012

Keluarga Itu...

Keluarga itu...sering ketemu tapi nggak pernah bosen.
Bertahun-tahun hidup dengan orang yang sama tapi tetap ada saja hal baru yang terjadi.


Keluarga itu...rela repot-repot buat ketemu.
Lebaran itu ada tiap tahun, toh arus mudik tetep rame kan?


Keluarga itu...gampang berantem gampang juga baikan.
Kakak-adik saling mengganggu itu biasa. Tak jarang si kakak jadi kesal, atau adik yang menangis. Tapi belum juga lima menit, biasanya mereka akan saling mencari lagi :)


Keluarga itu...yang paling tahu kurangnya kita.
Menyembunyikan kekurangan kita pada keluarga bisa jadi hal yang sangat sulit, bahkan bagi seorang PR handal sekalipun. 


Keluarga itu...tempat kita pulang.
Buat yang tinggal serumah dengan keluarga, selarut apa pun kamu pulang pasti sebagian besar tetap memilih untuk kembali ke rumah. Menginap di rumah teman misalnya, akan jadi alternatif kesekian setelah menimbang untung ruginya. Padahal kita juga bisa ketemu keluarga kapan pun. Tapi tetap saja, kata seorang bijak, tiada tempat senyaman rumah. Dan bagi perantau, 'pulang' selalu menjadi kosakata yang istimewa. :)


Saya memang nggak pintar membahasakan keluarga. Dan mendefinisikan keluarga dalam lima poin saja sepertinya sangat kurang. Namun semoga tulisan singkat ini bermanfaat, setidaknya untuk saya sendiri. Jadi menurut kamu, keluarga itu....? :)

Wednesday, May 9, 2012

Kalau Pulang ke Mantren...

Tahun lalu saya KKN di Mantren, Magetan. Sudah setengah tahun lebih sepertinya nggak ke sana. Dan sepertinya sudah lama juga nggak kumpul-kumpul seperti ini...


Seperti tim KKN pada umumnya, saya dan teman-teman bertemu orang-orang baru di lokasi KKN. Dalam tim KKN pun yang awalnya canggung akhirnya berkegiatan bersama setiap hari. Setiap hari, hampir dua bulan, bersama-sama. Jadi rasanya nggak berlebihan kalau postingan ini saya masukkan dalam label keluarga. Memang saya belum tahu kapan bisa ke Mantren lagi. Jadi sekarang berandai-andai dulu saja deh. Kalau pulang ke Mantren, saya pengen....

Menengok TPA Al-Kautsar
Ini TPA yang ada di subunit saya. Tiap sore saya dan teman-teman satu subunit bergantian untuk datang ke TPA ini, membagi waktu dengan kegiatan lain. Alasan pengen ke sini lagi, yang pasti saya kangen banget sama anak-anaknya. Nggak apa-apa kok ke sana sekadar ikut bilang, "masjid, jama'ah, takbiratul ihram, ruku', sujud, attahiyat akhir, salam kanan, salam kiri, berdoa dimulai". Koor seperti ini selalu ada, setiap sore, diucapkan kalau mau berdoa. Atau saya juga nggak keberatan ikut menyanyi, "pertama aku cinta pada Allah". *prok prok prok*
Kalau ini pas Minggu Ceria
Menjenguk Biogas Milik Pak Slamet
Dirancang agar jadi sumber energi alternatif yang bisa digunakan sehari-hari. Instalasinya sendiri ada di dekat kandang sapi milik Pak Slamet, salah satu warga. Jauh-jauh ke Magetan mau nengokin kandang? Haha, biogas ini salah satu proyek besar yang direncanakan oleh unit saya, dikerjakan di subunit saya. Hampir tiap hari kami ke sana, mengerjakan apa yang harus diselesaikan. Bernyanyi, main tebak-tebakan, foto-foto, ber-haha hihi, bagi-bagi tugas. Semua dilakukan di kandang. Jadi gimana mungkin tempat kecil ini nggak memorable buat saya? :p


Dan satu lagi yang pengen saya ulang adalah:
MAKAN BAKSO MAGETAN !!
Sebelumnya maaf ya, abis ngomongin kandang tiba-tiba pindah makanan. Tapi memang, bakso Magetan adalah salah satu favorit saya. Penampakannya biasa saja, tapi dagingnya jauh lebih terasa dari bakso yang pernah saya coba. Enak pokoknya. Baik yang beli di warung atau berhenti di depan pondokan, sama-sama enak. :9


Nggak usah banyak-banyak, cukup tiga poin saja. Terakhir, saya kasih oleh-oleh dari Pak Slamet. Waktu kami mau mulai mengerjakan biogas, Pak Slamet mengatakan sesuatu yang selalu saya ingat. Kira-kira kalau di-translate Bahasa Indonesia seperti ini, "silakan kalau mau berkegiatan di sini (kandang dan sekitarnya). Kalau buat belajar, percobaan, boleh-boleh saja." Menyenangkan sekali mendapati warga yang sangat mendukung kegiatan-kegiatan kami. Jadi teman-teman, kapan kita ke Mantren lagi? :p

Tuesday, May 8, 2012

Berganti Peran


Kalau kamu anak pertama dalam keluarga, pasti pernah merasakan bagaimana jadi anak satu-satunya. Namun, terkadang hal tersebut tidak bertahan lama karena datangnya anggota keluarga baru: adik. Maka, kamu segera berganti peran. Dari anak tunggal menjadi seorang kakak. Adikmu pun tak luput dari pergantian peran itu, mungkin saja ia juga akan segera menjadi kakak, seperti dirimu.

Ya, pergantian peran dalam keluarga selalu ada. Adik-kakak, muda-tua, tunggal-bersaudara. Orang tua juga sebelumnya pernah menjadi anak bukan?

Kini saya juga sedang mengalami fase berganti peran, dengan sepupu-sepupu saya. Dulu saya sering ikut sepupu-sepupu atau saudara yang lain. Ke rumah saudara, main, atau sekadar ikut ke sungai dan memetik bunga liar. Tak jarang pula pulang sekolah langsung main ke rumah pakdhe dan minta main game komputer. Sekarang seolah semuanya berbalik. Giliran keponakan-keponakan (dari sepupu saya) yang wira-wiri datang ke rumah. Main game, nonton film, apa saja.

Rasanya lucu membayangkan dulu saya yang merengek-rengek ingin ini itu. Dulu saya yang mau ikut ke mana saudara-saudara pergi. Kini keponakan-keponakan saya seakan menjadi cermin, dari apa yang saya lakukan dulu. Ditambah lagi tetangga-tetangga kecil yang kerap meramaikan rumah. Tak jarang saya malah ikut bermain bersama mereka. Saya akui, kadang memang saya terlalu lama bermain bersama mereka sampai lupa kerjaan sendiri.  Tapi suara tawa yang menggemaskan itu terlalu menggoda untuk diabaikan.

Satu hal yang membuat semuanya tetap menarik: saya menikmatinya :)

Lagipula siapa yang nggak mau punya ponakan-ponakan lucu kaya gini?

Monday, May 7, 2012

Merindukan Deadline


Waktu pertama tahu kalau akan ada #31HariMenulis Tahun Kedua, saya belum sepenuhnya memutuskan untuk ikut. Bahkan sempat terpikir untuk melewatkan Mei ini dengan biasa saja, tidak mengikuti #31HariMenulis. Alasannya agar lebih fokus pada apa yang tengah saya kerjakan sekarang, walaupun memang tidak ada jadwal yang mengikat.

Namun, godaan #31hariMenulis terlalu besar, akhirnya saya daftar juga. Awalnya saya tak habis pikir bisa-bisanya saya tergoda untuk ikut lagi. Kalau alasannya agar lebih rajin menulis, itu sudah pasti. Tapi rasanya ada satu hal lain yang membuat saya ingin merasakan lagi menulis maraton ini: deadline. (Mungkin) saya merindukan deadline.

Haha, rasanya merindukan deadline adalah sesuatu yang mustahil. Perasaan tidak tenang karena terus dibayangi kerjaan, siapa sih yang mau? Tapi nyatanya saya rindu juga, walaupun dikit mungkin yaa… Mungkin karena sudah terbiasa, kuliah-organisasi-kerjaan, semuanya menerapkan deadline. Sekarang saya ada di semester delapan, di mana deadline tugas sehari-hari hampir tak ada lagi. Kegiatan yang saya ikuti pun tak terlalu mengikat. Jadi wajar kan kalau saya sedikit teringat sama si deadline ini?

Dalam suatu pertemuan dengan teman belum lama ini, dia justru mengaku ingin merasakan Ujian Tengah Semester (UTS) lagi. Garap, tumpuk, rampung (kerjakan, kumpulkan, selesai). Itulah kira-kira yang diucapkannya waktu itu. See? Bukan cuma saya yang merindukan hal-hal tak biasa. Beberapa teman juga tersenyum melihat segerombolan mahasiswa baru membawa banyak fotokopian, bahan untuk ujian. “Kita dulu juga gitu lho…” ujar teman saya waktu itu sambil tersenyum.

Mungkin benar masa lalu adalah sesuatu yang paling kita rindukan. Jadi nikmati dan lakukan yang terbaik untuk saat ini. Jika besok kita hanya bisa mengingatnya, paling tidak kenangan manislah yang akan diingat :)

ps:
Yeeaa, sudah seminggu #31HariMenulis. Selama seminggu ke depan, saya akan coba menulis dengan tema: keluarga. Wish me luck yaa...

Sunday, May 6, 2012

Pertunjukan Impian


Kalau kemarin edisi buku impian, sekarang saya punya daftar yang lain: pertunjukan impian. Walaupun belum banyak wira-wiri, saya cukup suka nonton pertunjukan, baik drama musikal, konser, sendratari, orkestra, sampai wayang dan lainnya. Hampir sama seperti kemarin, kali ini adalah daftar pertunjukan yang belum sempat saya tonton. Cukup dua dulu saja, dan nggak jauh-jauh, masih di Indonesia. Mari disimak…

Sendratari Ramayana
Lama sekali hidup di Jogja, saya belum pernah sekalipun nonton Sendratari Ramayana. Salah sendiri ya? Padahal di Purawisata sendratari ini dipertunjukkan setiap malam, tidak pernah absen sekalipun. Selain Purawisata, Candi Prambanan adalah tempat pertunjukan sendratari ini. Cerita berpusat pada Rama, Shinta, juga Hanoman. Untuk lebih jelasnya di google pasti banyak :p Saya selalu penasaran dengan pertunjukan yang menggabungkan banyak hal, seperti halnya Sendratari Ramayana yang menyuguhkan musik gamelan, gerak tari, sinden, plus akrobat. Semoga dalam waktu dekat bisa nonton ya. Ayo dong UKJGS, kapan ada tiket hemat Sendratari Ramayana lagi? :))

Papermoon Puppet Theatre
Sudah lama saya ingin nonton pertunjukan teater boneka ini. Terutama waktu pementasan berjudul “Secangkir Kopi dari Playa” Desember 2011 lalu. Saya sudah berniat beli tiketnya hingga beberapa hari kemudian saya harus menerima kenyataan kalau tiketnya sudah SOLD OUT. Ada beberapa alasan yang bikin saya pengen banget nonton pertunjukan ini:
  •  Maksimal penonton dalam sekali show 20 orang. Seperti private show, menawarkan suasana lebih hangat dan akrab.
  • Tempat pertunjukan: rahasia. Ini niii yang bikin penasaran banget! Jadi skenario kalau kita mau nonton “Secangkir Kopi dari Playa” adalah beli tiket, kumpul di Kedai Kebun Forum. Kemudian, kita akan dijemput untuk bersama-sama menuju tempat pertunjukan yang merupakan toko barang antik. What a unique and brilliant idea!
  • Kisahnya a true love story. Iya, kisah yang diangkat oleh Papermoon ini adalah kisah nyata. Bercerita tentang Pak Wi, seorang mahasiswa teknik UGM yang mendapat beasiswa kuliah di Rusia pada tahun 1960-an. Ia berjanji akan segera menikahi kekasihnya kalau sudah pulang nanti. Namun ternyata kerusuhan membuat Pak Wi tidak bisa pulang hingga beliau berusia hampir 70 tahun. Selama itu pula ia tidak pernah menikah, karena terus memegang janji kepada kekasihnya. Kisah Pak Wi ini sangat terkenal, sampai-sampai ada yang menggalang solidaritas untuk membantu Pak Wi menemukan kekasihnya dulu.

Masih berharap bisa nonton pertunjukan ini. Semoga lain waktu “Secangkir Kopi dari Playa” dipentaskan lagi. Atau saya juga nggak keberatan nonton judul lain dari pertunjukan Papermoon Puppet.
ini dia posternya
More information about Papermoon Puppet: link

Saturday, May 5, 2012

Buku Impian

Postingan ini berisi beberapa buku yang pengen saya punya. Beberapa aja, karena kalau ditulis semuanya saya nggak tahu akhirnya sampai nomor berapa. Kenapa harus ditulis di sini? Anggap saja ini sebagai pengingat biar nggak lupa sama janji ke diri sendiri. Ini dia daftarnya:

Harry Potter Series
Selama bertahun-tahun baca Harry Potter sampai sekarang udah tamat, saya nggak pernah punya satu pun bukunya. Biasanya saya pinjam dari perpustakaan, teman, pokoknya serba meminjam. Pasti tahu kan kalau Harry Potter ada seri yang satu box, satu paket itu? Nah saya pengen banget satu set buku Harry Potter itu bisa nangkring di rak buku, bersama bacaan-bacaan saya yang lainnya. Tapi ini sih target jangka panjang, karena (kemungkinan besar) buku Harry Potter sendiri masih bisa gampang ditemukan sampai bertahun-tahun ke depan.
seperti ini bukunya. sumber gambar

Enid Blyton Series
Buku anak-anak sepanjang masa! Enid Blyton dikenal sudah menulis banyak sekali buku anak-anak. Beberapa karyanya sekarang diterbitkan lagi oleh Gramedia, contohnya seri Malory Towers, St Clare, dan Lima Sekawan. Saya sendiri sudah berhasil beli seri Malory Towers, jadi sekarang pengennya melengkapi dengan koleksi St Clare dan Gadis Badung. Kalau Lima Sekawan saya memang nggak mengikuti, soalnya nggak terlalu suka cerita detektif (kecuali Tintin).

Serial Lupus
Ini dia buku yang ditulis oleh si jago ngocol se-Indonesia, Hilman Hariwijaya. Serial Lupus pernah sangat booming, sampai dibuat versi film dan sinetronnya. Hilman menulis buku ini dalam berbagai seri, seperti Lupus, Lupus ABG, dan Lupus Kecil. Saya dulu baca seri Lupus dari pinjem di taman bacaan. Karena udah buku lama, agak sulit menemukan Lupus di toko buku besar. Belum tahu kalau di Shopping ada apa nggak. Tapi saya lihat beberapa toko buku online masih menyediakan. Pasti asik kalau bisa ketawa-ketiwi lagi baca buku ini.
nggak ketinggalan permen karetnya. sumber gambar

Sebenernya, judul postingan ini agak lebay. Karena buat dapet semua buku impian ini kuncinya cuma satu, rajin menabung! Jadi tunggu apa lagi? Mari biasakan hidup hemat, dan jangan lupa menabung yaa...

Friday, May 4, 2012

"Bercermin dari Bocah"

Kurang lebih satu bulan ini saya mempunyai kegiatan baru, menjadi volunteer di Bledug Merapi Children Book Forum. Terdengar asing? Memang komunitas ini belum banyak dikenal masyarakat luas, meski sudah ikut di berbagai kegiatan. Agar lebih akrab, kita bisa menyebutnya taman bacaan, boleh juga perpustakaan.

Bledug Merapi bisa menjadi tempat nostalgia karena kita bisa menemukan buku-buku lama. Bledug Merapi bisa membuat kita berdecak iri melihat betapa kerennya buku anak-anak masa kini. Mungkin kamu juga bisa terheran-heran, “aku baru liat yang kaya gini”. Memangnya ada apa sih di sini?

Di rak-rak yang berjajar dengan sederhana, kamu bisa menemukan ribuan bacaan anak-anak. Dongeng, biografi, komik (non-manga), pop up, ensiklopedi, majalah, sains, kartu peraga dan banyak lagi yang bisa ditemui. Guru-guru adalah sasaran utama Bledug Merapi. Di tengah harga buku yang kian meninggi, semoga taman bacaan ini bisa sedikit menginspirasi.

Tapi tentu saja, pintu kami terbuka lebar untuk anak-anak yang ingin menjelajah sudut-sudut taman bacaan ini. Tidak punya adik, keponakan, atau anggota keluarga yang lebih kecil? Tenang saja, buku-buku itu bisa kamu baca sendiri. Memangnya kita benar-benar bisa ‘terlalu tua’ untuk membaca?

Kami senang sekali kalau kamu mau berkenalan dengan Bledug Merapi. Dusun Nandan nomor 4A RT01/RW38, Jalan Monjali Km 5, Sleman, Yogyakarta adalah alamat resmi taman bacaan ini. Masih bingung? Coba kamu susuri Jalan Monjali ke arah utara, sampai ketemu Tenpura Hana. Belok kiri tepat di sana (gang, bukan rumah makannya :p), jalan terus. Kami ada di barat SMP Karitas. Bledug Merapi buka setiap hari, antara jam 09.00-17.00 WIB. Cukup jelas bukan? Sampai jumpa di sana yaa… :))

Hari ke-4 #31HariMenulis
Anyway, terima kasih buat Ojan dan panitia 31 Hari Menulis. Badge-nya bikin blog saya makin semarak :D

Thursday, May 3, 2012

Berkenalan Dengan Rumah Domba Kebanggaan


Beberapa waktu yang lalu saya dan beberapa teman pergi ke Garut untuk menghadiri pernikahan seorang sahabat. Meski hanya dua hari di sana, kami punya cukup waktu untuk menjelajahi salah satu kabupaten di Jawa Barat ini. Berbekal petunjuk singkat mengenai angkutan umum yang harus kami gunakan, kami bisa menuntaskan keinginan berkunjung ke beberapa tempat wisata di kabupaten yang terkenal dengan dombanya ini. Inilah daftar tempat-tempat yang kami kunjungi di sana, selamat membaca…

Pemandian Air Panas Lembur Kuring
Tempat wisata ini memang tak terlalu luas, seperti kolam renang kebanyakan. Namun kesan tersebut akan hilang kalau kita sudah berkenalan dengan air di tempat wisata ini. Air yang mengisi kolam renang Lembur Kuring berasal dari mata air panas alami. Karena bebas kaporit, airnya terasa sangat ringan, nyaman sekali.  Cocok jika kita ingin bersantai sebentar sambil melepas lelah. Ditambah lagi kita akan disuguhi pemandangan bukit-bukit berjajar di sekeliling pemandian air panas ini. Untuk menikmati hangatnya air di Lembur Kuring, kita cukup menyisihkan Rp 8.000,00. Tips-nya cuma satu: jangan ke sana sewaktu matahari sedang berada tepat di atas kita. Kita akan terlena dengan air kolamnya hingga tak sadar kalau kulit mulai terbakar.

Situ Bagendit
Situ (danau) Bagendit, ya tempat wisata kedua adalah danau di wilayah Kabupaten Garut. Nama Situ Bagendit diambil dari legenda yang ada di tempat wisata ini, silakan ditengok di sini. Di sekeliling danau ada taman bermain yang memang tidak terlalu luas, tapi lumayan lah. Ayunan, perosotan, kereta mini, dan tidak lupa penjual-penjual mainan yang berjajar. Untuk danaunya sendiri, selain bisa jadi pemandangan, kita juga bisa sejenak mengarungi Situ Bagendit ini. Ada dua pilihan, naik sepeda air (perahu bebek) dengan muatan dua orang, atau rakit beramai-ramai maksimal delapan orang. Sediakan uang Rp 15.000,00 jika kita memilih sepeda air, maka  kita bisa sepuasnya mengarungi danau ini. Sedangkan harga sewa untuk rakit Rp 35.000,00 dengan durasi dua jam. Di tengah perjalanan, kita bisa berhenti untuk mampir di warung kopi tengah danau. Unik bukan? Biaya masuk obyek wisata ini pun cukup terjangkau, Rp 3.000,00.


Mengarungi danau dengan sepeda air
Warung terapung

Chocodot
Kalau yang satu ini adalah tempat belanja oleh-oleh khas Garut. Produk andalannya, coklat isi dodol. Kuliner ini memang banyak ditemui di sepanjang jalan, tapi karena salah seorang teman sudah browsing sewaktu masih di Jogja, jadi kami fokus untuk mengunjungi Chocodot. Coklat isi dodol bisa dibilang merupakan cara unik untuk mempertahankan kudapan khas Garut, yaitu dodol, dengan lebih modern karena berbalut coklat. Dibungkus dengan menampilkan informasi menarik tentang Garut, dalam coklat batangan kita akan menemukan sepotong dodol sebagai penanda sisi tradisional kuliner ini. Selain bungkusnya yang menarik, Chocodot juga tersedia dalam berbagai varian rasa: dodol buah, dodol kopi, coklat putih, dan lain sebagainya. Selain coklat dodol, brownies isi dodol merupakan pilihan lain yang cukup menarik di gerai oleh-oleh ini.
Boleh ya nampang dikit... :p
Sebenarnya masih banyak tempat wisata di Garut yang menunggu untuk dikunjungi. Namun, berhubung perjalanan ini  memang direncanakan sebagai short trip, maka kami harus menahan keinginan itu. Sedikit tambahan, sewaktu menjelajahi jalanan kabupaten ini saya sempat heran karena hampir tidak pernah menemukan lampu merah, bahkan di simpang lima sekalipun. Ternyata, di Garut memang hanya ada dua lampu merah! Hebatnya, kendaraan-kendaraan di sana bisa tertib tanpa harus terlalu sering membunyikan klakson. Menarik sekali…. Semoga lain kali bisa berkunjung ke sana lagi. Dan semoga tulisan ini bisa menambah sedikit referensi untuk menjejakkan kaki. :D

Wednesday, May 2, 2012

Coba-Coba Berhadiah

Kalau ditanya hiburan apa yang paling booming akhir-akhir ini, pasti sebagian besar akan menjawab Korean Pop. Ya, tersebarnya budaya pop Korea yang juga dikenal sebagai hallyu wave tak dipungkiri lagi telah menyihir banyak kalangan di berbagai belahan dunia. 


Saya sendiri tidak mengikuti perkembangan K-Pop meski adik saya merupakan penggemar berbagai hiburan dari Negeri Ginseng ini. Sebenarnya, K-Pop juga bukan tema utama postingan saya kali ini. Hanya ada sedikit benang merah saja dari apa yang ingin saya tuliskan kali ini. Budaya pop Korea begitu mendunia karena banyak yang menyukainya, suka. Nah, kata terakhir ―suka―inilah yang akan jadi tema dalam postingan ini.

Saya sudah mengenal Harry Potter sejak SD. Berbekal akses yang cukup mudah ke Perpustakaan Daerah Sleman, saya mulai membaca seri Harry Potter sejak SMP. Dari pertama kali membacanya, saya langsung tahu kalau saya suka. Beruntung banyak teman saya yang juga suka Harry Potter, baik buku maupun filmnya. Jadilah kami sering berbincang bersama.

Hingga suatu hari, sebagai puncak dari kesenangan kami akan tokoh fiksi ini, kami memutuskan untuk mengirim surat pada Harry Potter. Dengan kemampuan Bahasa Inggris seadanya, kami tulis surat masing-masing. Bersama-sama pergi ke kantor pos dan harap-harap cemas menunggu balasan. Oya, waktu itu kami masih mengira surat tersebut benar-benar akan sampai di tangan Harry Potter a.k.a Daniel Radcliffe. (Ngaku deh, pasti banyak juga kan yang pernah ngelakuin hal-hal semacam ini… :p)

Gayung bersambut, saya dan teman-teman dapat surat balasan. Yang lebih menggembirakan, saya hanya sekali kirim surat, tapi dua kali dapat balasan! Balasan pertama adalah kartu tahun baru, beberapa hari (atau minggu) setelahnya saya dapat balasan kedua, surat plus foto. Hehe…

Sekarang sudah bertahun-tahun sejak saya terima surat balasan dari Harry Potter. Sudah lama juga sejak saya sadar bahwa suratnya hanya sampai ke petugas yang khusus mengurusi bagian itu. Namun, surat-surat itu masih ada, utuh. Sebagai pelengkap nostalgia, saya pajang deh hasil coba-coba berhadiah waktu itu :D 
haha, udah berjamur gini...

Tuesday, May 1, 2012

Kedua Kalinya Menulis Maraton

Setahun yang lalu, setelah membaca postingan ini saya mencoba ikut menulis maraton selama 31 Hari. Saya menjadi salah satu dari 34 peserta yang mengikuti 31 Hari Menulis. Alasan saya cuma satu: ingin rajin menulis. Apalagi melihat kondisi blog (waktu itu masih multiply) yang tidak tersentuh selama berbulan-bulan.


Kalau disuruh menuliskan satu kesan tentang 31 Hari Menulis dalam satu kata, saya akan memilih kata ini: seru! Ya, memutar otak menahan malas demi sebuh postingan menjadi kepuasan tersendiri ketika mengikuti proyek ini. Namun, segala sesuatu yang seru pasti menyimpan resiko, begitu pula dengan 31 Hari Menulis. Denda lumayan besar bagi peserta yang absen menulis jelas tidak bisa saya abaikan. Maka, yang terjadi tiap hari adalah menjalankan aktivitas sambil mereka-reka jadwal untuk setor tulisan. Semua dilakukan demi komitmen mengikuti 31 Hari Menulis dan ―tentu saja―bebas denda :D

Tahun ini, sepertinya semua aktivitas itu akan terulang kembali. Rasa deg-degan, curi-curi waktu untuk posting, menulis di tengah kantuk, semua keseruan itu akan saya rasakan kembali. Tahun lalu saya tidak mengambil tema tertentu untuk dijadikan tulisan. Sejauh ini, saya pun belum memutuskan untuk membuat tema tulisan. Mungkin saja nanti di tengah perjalanan akan terselip tema baru. Yah, we’ll see….

Jadi, selamat datang Mei…Kalau boleh beranalogi, ikut 31 Hari Menulis itu kaya masuk hutan, malam-malam, sendirian pula : menantang dan penuh kejutan! Akhir kata, mari menulis!