Saturday, November 15, 2014

Perdana Mencapai Puncak

Naik gunung telah masuk dalam daftar things-to-do saya selama beberapa tahun. Beruntung, beberapa waktu lalu saya bisa ikut mendaki Gunung Gede bersama Mufid dan teman-teman yang lain. Ini sebenernya postingan telat banget. Kami mendaki Gunung Gede 13-14 September lalu. Dengan meeting point di Terminal Kampung Rambutan, saya dan rombongan langsung menaiki bus yang membawa kami meninggalkan Jakarta.

Tinggal beberapa jam menjelang subuh ketika kami serombongan tiba di basecamp Gunung Gede. Hawa panas Jakarta segera digantikan dengan dinginnya udara khas pegunungan. Kami beristirahat sebentar di sana, kurang lebih jam 7 pagi pendakian pun dimulai.
Pendakian dimulai dengan melapor di pos terlebih dahulu. Petugas memeriksa Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi) di rombongan kami. Agak lama kami berhenti di pos, karena anggota rombongan yang memakai sandal harus menulis surat pernyataan dulu. Saran buat siapapun yang mau naik Gunung Gede, pakai sepatu ya kalau tidak mau repot berurusan dengan petugas pos. Sandal apapun, termasuk sandal gunung ternyata tidak boleh dipakai selama pendakian Gunung Gede. Alat mandi seperti sabun, sampo, pasta gigi juga akan diambil petugas di sini. Setelah semua urusan di pos selesai, barulah kami benar-benar mulai mendaki.

Kebanyakan rombongan ini isinya orang-orang yang sudah sering, atau minimal pernah naik gunung. Cuma saya dan beberapa orang yang sama sekali belum pernah, hehe… Untungnya jalannya nggak terlalu cepat. Kami mendaki via Gunung Putri, medannya cukup terjal dan melelahkan. Tapi katanya kalau lewat Gunung Putri ini waktu tempuhnya lebih cepat. 

Cukup lama perjalanan kami, kurang lebih pukul 15.00 akhirnya kami mulai bertemu dengan jalan setapak yang datar. Energi seperti terisi kembali. “Ayo, sebentar lagi kok,” kata beberapa pendaki yang kami temui. Benar saja, tak lama kemudian, saya melihat tanah lapang yang luaaasss sekali. Banyak bunga edelweis di mana-mana. Cantik, puas. Itu kesan pertama saya saat tiba di tempat tersebut, Surya Kencana. Padang edelweis khas Gunung Gede. Aaah, ternyata saya bisa juga naik gunung. Walaupun saat itu memang belum sampai puncaknya.



Sesampainya di Surya Kencana, kami nggak langsung melanjutkan perjalanan ke puncak. Kami bermalam dulu di sini. Sudah ada banyak sekali tenda dari pendaki yang lain. Rombongan kami juga mulai mendirikan tenda, mengambil air di mata air, dan menyiapkan bahan-bahan untuk dimasak. Beruntungnya kami bisa lihat sunset di situ. Bagus banget! Pemandangan edelweis di mana-mana juga semakin mempercantik suasana sore itu. Kesan lain yang nggak bisa dilupakan: dingin banget!! Saat itu memang masih musim kemarau. Bahkan, saat bangun di pagi harinya, tenda kami diselimuti lapisan es yang tipis. Mungkin itu adalah malam terdingin yang pernah saya alami.





Pagi hari sebelum naik ke puncak, kami sarapan dulu di Surya Kencana. Makanan melimpah di pagi itu. Perut kenyang, waktunya beres-beres. Kurang lebih pukul 09.30, perjalanan menuju puncak pun dimulai. Perjalanan ini juga kami (atau saya?) tempuh dengan santai. Jalan bentar, kalau capek ya berhenti dulu. Hehe… Lagi-lagi kami banyak bertemu dengan pendaki yang baru turun dari puncak. Tak jarang mereka ikut menyemangati, bilang kalau sebentar lagi kami akan sampai ke puncak. Setelah kira-kira satu jam perjalanan, pepohonan di sekitar kami mulai jarang. Sinar matahari semakin terang. Dan akhirnya, selamat datang di puncak Gunung Gede! Inilah puncak pertama saya, dan semoga bukan satu-satunya. :))


Rasanya puas banget, akhirnya salah satu wishlist utama saya bisa terpenuhi. Dari puncak terlihat Surya Kencana tempat kami berkemah semalam. Kawah yang cukup besar menganga tepat di hadapan kami. Suasana di puncak cukup ramai. Setelah beristirahat sejenak, kami pun bersiap-siap turun. Kali ini perjalanan kami melewati jalur Cibodas. Banyak yang kami alami selama perjalanan turun. Mulai dari melewati sumber mata air panas yang sangat menakjubkan tapi juga menegangkan (kami harus melewati batu-batu di puncak air terjun dan berpengangan tali). Sampai menyusul teman yang tertinggal rombongan karena kakinya terkilir. 

Namun, di luar semua hambatan itu, saya seneng banget bisa ikut naik Gunung Gede bersama rombongan ini. Bertemu teman-teman baru yang sangat care, semakin mengenal kepribadian orang, mendapat pengalaman baru yang nggak bisa setiap waktu kita alami. Kata seorang teman, ”orang bakal kelihatan kepribadian aslinya waktu traveling.” Yap, saya setuju. Terima kasih buat semua teman yang sudah menemani pendakian pertama saya. Akhirnya, 'mendaki gunung' bisa tercoret dari daftar things-to-do saya, checked. Terima kasih (banyak banget) buat Mufid yang sudah bantuin mulai dari cari peralatan, packing, dan jagain banget selama perjalanan. I really appreciate it. Kemarin itu benar-benar perjalanan yang menyenangkan. Dan, saya nggak kapok kok diajak naik gunung lagi. :D