Thursday, June 26, 2014

Sehari di Kota Tua (Part 1)

Sabtu (21/6) lalu saya melewatkan hari bersama Risha, salah satu teman kantor. Kami mengunjungi Kota Tua yang sedang ramai karena ada acara Kota Tua Creative Festival (KTCF) 2014. Sudah jauh-jauh hari kami merencanakan pergi ke acara itu, berawal dari info yang didapat dari Mbak Linggar, teman kantor juga. Kunjungan ke Kota Tua ini sudah kami bayangkan akan jadi perjalanan yang seru. Hasilnya? Yap, memang seru sekali, walaupun ada beberapa hal konyol yang membuat saya dan Risha selalu tertawa ketika mengingatnya. Mari simak ceritanya. :)

Salah satu rangkaian acara KTCF 2014 adalah Kelana Kota Tua. Acara sepeda keliling Kota Tua bersama Komunitas Historia. Saya dan Risha sudah mendaftar untuk ikut sepedaan ini kurang lebih 2 minggu sebelum hari H. Dan ternyata saudara-saudara, kami berdua kesiangan!! -_-“ Akhirnya gagal lah misi menjelajahi Kota Tua dengan bersepeda. Padahal kami sudah semangat pakai dresscode warna merah lho. Haha…

Oke, kesiangan bukan berarti kami gagal mengikuti rangkaian acara KTCF 2014. Kurang lebih pukul 10.00 WIB, saya dan Risha melihat jadwal kegiatan di hari itu. Acara terdekat adalah pameran arsitektur dan seni kontemporer di Gedung Cipta Niaga. Dengan semangat, saya dan Risha berjalan menuju gedung itu. Kami nggak mempunyai firasat apapun, apalagi berpikiran kalau di gedung ini akan mengalami kejadian konyol lagi.

Di depan Gedung Cipta Niaga, terlihat poster publikasi untuk acara di hari tersebut. Makanya kami yakin kalau gedung yang dituju sudah benar. Melihat gedung masih sepi, saya dan Risha bertanya pada seorang bapak yang berdiri di depan gedung. Berikut cuplikan percakapan kami :p
Lulu & Risha         : Pak, acara yang ini di mana ya? (sambil menunjuk poster)
Bapak tak dikenal : Oh, bukan lewat pintu yang ini. Pintu yang sebelah sana (sambil menunjuk ke sebelah kanan kami)
Lulu & Risha       : Oh iya, jadi lewat sana ya Pak?
Bapak tak dikenal     : Nggak apa-apa deh lewat sini (berjalan dan memberi tanda agar kami mengikutinya)

Sampai di sini, saya dan Risha masih berpikiran positif. Kami mengikuti bapak tak dikenal yang sudah berbaik hati mengantar kami ke tempat pameran. Namun, beberapa saat kemudian perasaan aneh mulai datang ketika kami memasuki ruangan yang terlihat sangat tua dan tidak ada tanda-tanda sebuah acara. Keanehan bertambah ketika bapak itu mengajak kami menaiki tangga yang tidak kalah tuanya. Risha mulai berbisik, “Mbak, aku baru bisa sedikit aikido ni.” Kami masih berharap di akhir anak tangga itu akan menemui acara yang kami maksud. Ternyata, yang kami temui justru pasangan yang sedang melakukan pemotretan pre wedding. Kenapa coba bapak tadi nganter kami ke tempat ini? Emang kami mirip kru pemotretan? -____-

Kami pun berkesimpulan kalau acara memang belum dimulai. Akhirnya saya dan Risha menghabiskan waktu dengan mengunjungi Museum Wayang. Untuk berkeliling museum ini, kita cukup membayar Rp 5.000,00 saja. Sesuai namanya, museum ini berisi wayang-wayang dari berbagai daerah di Indonesia. Ada pula koleksi wayang dan boneka dari berbagai negara.

Keluar dari Museum Wayang, kami berjalan menuju Gedung Cipta Niaga lagi. Kali ini, kami bertanya pada orang yang tepat karena dia memakai seragam panitia. Ternyata, acara belum juga dimulai, menunggu pembukaan dari Bapak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Baiklah, kami pun kembali ke Taman Fatahillah, melihat-lihat stand pameran dan kesenian tanjidor di panggung utama. Stand-standnya menarik sekali. Ada beberapa stand yang menjual sepatu, tas, pigura. Ada juga stand benda-benda dari barang bekas, membuat robot dari barang bekas. Pokoknya orang Indonesia ini kreatif-kreatif sekali. Pertunjukan tanjidornya juga asyik. 

Tak lama kemudian, untuk ketiga kalinya, saya dan Risha berjalan lagi menuju Gedung Cipta Niaga. Sesampainya di depan gedung, pas sekali Ahok baru keluar dari Cipta Niaga. Ternyata, acara baru saja resmi dibuka. Ahok sempat diwawancarai sebentar oleh wartawan dari berbagai media, kemudian pergi meninggalkan lokasi. Akhirnyaaa, saya dan Risha bisa mulai menikmati acara di gedung Cipta Niaga itu.

Acara yang pertama kami tuju adalah pameran arsitektur bertajuk "Jakarta Old Town Reborn". Kota Tua saat ini sudah berubah jauh dari zaman dahulu. "Jakarta Old Town Reborn" merupakan proyek untuk menghidupkan kembali bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Kota Tua. Banyak fasilitas yang akan dikembangkan seperti fitness, toko buku, dsb. Puas melihat pameran ini, kami langsung menuju lantai dua yang berisi pameran kontemporer. Berbagai instalasi menghiasi lantai dua Gedung Cipta Niaga tersebut. Menurut saya, pameran ini mirip dengan ArtJog yang diselenggarakan di Jogja. Sayangnya, setiap karya tidak dilengkapi dengan judul, nama seniman, dan penjelasannya.

Nah, di saat menonton pameran inilah, lagi-lagi saya dan Risha mengalami kejadian yang tak disangka-sangka. Ketika kami sedang asyiknya menonton dan berfoto, tiba-tiba seorang bapak menghampiri. Ternyata dia adalah bapak yang tadi mengantar kami ke pemotretan pre wedding. Tak lama kemudian, saya, Risha, dan bapak tak dikenal terlibat percakapan absurd.
Bapak tak dikenal : sudah registrasi belum?
Lulu & Risha : registrasi apa Pak?
Bapak tak dikenal : ayo registrasi dulu di bawah, nanti ganggu yang lain.
Lulu & Risha : kok pakai registrasi? Bukannya ini untuk umum?
Bapak tak dikenal : oh, enggak…

Saya dan Risha langsung berpandangan sambil memasang muka bingung. Bapak tadi menghampiri pengunjung lain, sepertinya menyuruh registrasi juga. Merasa ada yang aneh, kami langsung mendatangi panitia yang ada di ruangan tersebut. Ternyata, sesuai dengan perkiraan kami, acara tersebut memang terbuka untuk umum. Nggak perlu ada registrasi-registrasi segala. Panitia itu juga nggak mengenal bapak-bapak tanpa atribut yang tiba-tiba mendatangi kami tadi. Ini aneh banget, masa mau nonton pameran aja nggak boleh?

Waktu kami masih ngobrol dengan panitia, bapak tadi mendatangi kami lagi. Kami langsung bilang kalau acara ini untuk umum. Panitia juga mencoba menjelaskan, tapi bapak-bapak itu tetep aja bersikukuh kalau kami harus ke bawah dulu untuk registrasi. Akhirnya, waktu dia bilang, “ayo ke bawah dulu.” Saya dan Risha pun dengan kompak menjawab,”yaudah, duluan aja Pak” sambil memasang muka males. Hehe…

Mulai dari situ, kami sebenernya udah nggak terlalu semangat melihat-lihat pameran kontemporer itu. Tapi kan sayang udah sampai sana juga. Akhirnya kami lanjutkan aja. Eh tiba-tiba waktu sedang asyik lihat sebuah lukisan, ada mas-mas menghampiri kami. Dia bilang, “ayo mbaknya sekalian foto di situ.” Dia udah siap dengan hapenya. Kami berdua langsung terdiam, kemudian menjawab, “nggak usah Mas.” Setelah itu kami langsung menjauh dari mas-mas itu. Ya masa difoto pake hape dia, nanti kalau disalahgunakan gimana? *pede*

Kenapa nasib kami di Gedung Cipta Niaga ini aneh sekaliii? Akhirnya, saya dan Risa menyelesaikan tour keliling pameran secepatnya lalu segera pergi meninggalkan gedung itu. Nggak mau ke sana lagi, haha… Apakah itu kejadian konyol terakhir yang kami alami? Sayangnya tidak. Masih banyak cerita akan menuyusul. Tunggu yaa :D





Wednesday, June 25, 2014

Kembali

Whoaaa.... Lihat dong kapan terakhir saya update blog ini. 4 JANUARI 2013. Setahun lebih saya nggak mengunjungi rumah kecil ini. Kalau blog ini diibaratkan sebagai rumah, saat ini saya sedang sibuk beres-beres. Menyapu debu yang pasti sudah menebal. Membersihkan sarang laba-laba yang sudah menempel di sana-sini. Menata kembali perabotan agar terlihat lebih rapi. Dan akhirnya, siap mengisi rumah ini dengan cerita-cerita baru lagi. :)

Selama setahun, banyak sekali cerita yang sayang sekali belum dituliskan di blog ini. Saya sekarang tinggal di Jakarta. Mencoba menyelami isi pikiran anak-anak dengan menjadi editor buku anak. Menjelajahi ibu kota di kala senggang. Membaca buku dan menulis di sudut kamar kos. Cerita-cerita tentang Jakarta akan menyusul. Saya janji!!

Inilah kunjungan perdana saya di tahun 2014 yang sudah berjalan setengahnya. Semoga besok-besok saya bisa lebih rajin menulis. See you (very) soon... :D