Friday, June 29, 2012

Belajar Sejarah Indonesia, Merasakan Jadi Mata-Mata

Hello wooorld...jelajah museum is back! Setelah vakum cukup lama, akhirnya Lulu-Luki-Unin bisa jalan-jalan menjelajahi museum lagi :) Oya, sekadar informasi, jelajah museum ini kegiatan jalan-jalan (murah meriah dan menambah pengetahuan) yang saya lakukan bersama dua teman (Luki & Unin). Jelajah Museum terakhir yang kami lakukan adalah jalan-jalan ke Museum Benteng Vredeburg, ikut acaranya anak Sejarah UGM yang bertajuk Night at Museum. Itu sudah sekitar awal Mei lalu. Dan beberapa waktu lalu akhirnya kami jalan-jalan lagi, tujuannya: Museum Perjuangan dan Museum Sandi Negara. Ini ceritanya... :)

Museum Perjuangan dan Sandi Negara merupakan dua museum berbeda, tapi berada dalam satu bangunan yang sama. Museum Perjuangan terletak di lantai 1, sedangkan Museum Sandi Negara dibangun di bawah tanah. Kedua museum ini beralamat di Jalan Kolonel Sugiyono nomor 24, Mergangsan, Yogyakarta. Untuk masuk ke kedua museum ini, kita tidak dikenakan tiket masuk. Museum Perjuangan dan Sandi Negara buka setiap hari Selasa-Kamis (08.30-14.00 WIB), Jumat (08.30-11.30 WIB), dan Sabtu-Minggu (08.30-11.30 WIB). Mari simak apa saja yang kami temukan di sini.

Museum Perjuangan
Museum Perjuangan mulai dibangun pada 1958 untuk memeringati setengah abad Kebangkitan Nasional. Setelah melewati proses pembangunan yang cukup panjang, dua tahun kemudian museum ini pun diresmikan. Bangunan Museum Perjuangan merupakan perpaduan antara arsitektur Barat dan Timur. Arsitektur khas Barat dapat dilihat dari bentuk bangunan bagian atas yang mirip dengan bangunan di Roma jaman kekaisaran Romawi. Sedangkan arsitektur Timur ditonjolkan melalui relief-relief ala candi yang mengelilingi bangunan di bagian bawah museum. Bangunan museum ini sendiri dikenal dengan istilah 'Ronde Tempel'.



Jika kita mengunjungi museum ini, sejarah yang lebih lengkap mengenai pendirian museum akan terpampang jelas. Selain itu, kita bisa melihat berbagai koleksi yang menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dahulu. Seperti patung para pejuang, bambu runcing, perlengkapan para pejuang, dan berbagai lukisan tentang perjuangan Indonesia. Kita juga bisa melihat contoh uang kertas di masa lalu, yang dikenal dengan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI). Ada pula alur perdagangan rempah-rempah, yang merupakan aset berharga dari Indonesia.


salah satu koleksi
Setelah puas melihat koleksi di Museum Perjuangan, kita bisa langsung turun menuju museum selanjutnya. Siap-siap, karena kita akan belajar menjadi agen rahasia di sini. Mengenal berbagai sandi dan belajar menggunakannya :)

Museum Sandi Negara
Museum ini masih tergolong baru, diresmikan pada 2008. Museum Sandi Negara diprakarsai oleh dr Roebiono Kertopati, yang dikenal sebagai Bapak Persandian Indonesia. Beliau juga merupakan dokter pribadi Presiden Soekarno. 

Sesuai namanya, Museum Sandi Negara akan mengajak kita mengenal berbagai sandi-sandi rahasia. Yang lebih mengasyikkan, kita tak hanya bisa membaca informasi mengenai sandi ini, tapi juga mencoba menggunakannya. Ada berbagai sandi yang akan menantang kita untuk memecahkan penggunaannya. Salah satu sandi di sana adalah cardan grille, terdiri dari satu teks (bisa apa saja, koran, artikel, surat dll) dan sebuah papan penutup di atasnya. Cara membuat pesan dengan sandi ini adalah melubangi papan penutup tepat pada huruf-huruf di teks yang ingin kita jadikan pesan rahasia. Hanya papan penutupnya saja yang kita lubangi, jadi penerima informasi akan membacanya dari huruf-huruf yang terlihat di papan.

Cara mengirim pesan rahasia lainnya adalah melalui tato. Diceritakan dahulu seorang prajurit yang menjadi pengantar pesan akan dicukur semua rambutnya hingga botak. Setelah itu, pesan rahasia akan ditato di kulit kepalanya. Kemudian, rambut prajurit tersebut dibiarkan tumbuh menutupi pesan rahasia. Setelah itu, barulah si prajurit dikirim untuk menyampaikan pesan tersebut. Sesampainya di tujuan, kepalanya akan digunduli lagi untuk melihat pesan yang ingin disampaikan. Terdengar menyedihkan yaa..(bagi si prajurit). 

Sandi yang tidak kalah menarik adalah Sandi Caesar. Disebutkan sandi ini merupakan yang paling mudah dan terkenal di seluruh dunia, tapi tetap saja saya-Luki-Unin harus baca petunjuknya berkali-kali sebelum akhirnya mengerti :p Cara menggunakan sandi ini adalah kita perlu menulis huruf A-Z secara berurutan. Lalu di bawah huruf A kita menulis huruf D dan seterusnya hingga huruf C berada di bawah huruf Z. Berikut ilustrasinya:
Alfabet biasa: A B C D E F G H I  J K L M N O P Q R S T  U V W X  Y Z
Alfabet sandi: D E F G H I  J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z  A  B C
Lalu bagaimana cara menggunakan sandi ini? Si pengirim pesan akan menulis pesan rahasia dengan alfabet sandi. Kemudian penerima pesan menerjemahkannya dengan mensubtitusi alfabet sandi ke alfabet biasa, sehingga pesan rahasia pun terbaca. Contoh mudahnya, kata SAYA dalam Sandi Caesar akan dituliskan dengan VDBD. Mudah bukan? (iyaa, sekarang aja bisa bilang gampang :p)

Begitu menyenangkannya menjelajahi isi Museum Sandi Negara, karena selain belajar tentang sandi kita juga akan mengenal berbagai peralatan modern persandian masa kini. Ada pula profil mata-mata, contoh peristiwa persandian di dunia internasional, dan game sandi yang bisa kita mainkan. Oya, ilmu mengenai pesan rahasia sendiri disebut kriptografi (saya juga baru tahu di museum ini :D). 

Mau belajar tentang sandi juga? Jangan ragu-ragu untuk mengunjungi museum ini. Biar lebih tertarik, nih saya kasih oleh-oleh quote menarik dari dr. Roebiono.

Sekian dulu jelajah museum kali ini, vdpsdl mxpsd gl shwxdodqjdq mhodmdk pxvhxp vhodqmxwqbd (pecahkan dengan Sandi Caesar :D)

No comments:

Post a Comment