Ingin sejenak jalan-jalan di tengah kesibukan? Mau berwisata
tanpa membuat pengeluaran membengkak? Berkunjung ke museum bisa menjadi salah
satu pilihan, seperti yang saya dan Luki lakukan beberapa waktu lalu. Kami
memang suka berkunjung ke berbagai museum, jalan-jalan sekaligus menambah
pengetahuan :D Kali ini pilihan kami jatuh pada tiga museum di daerah Puro
Pakualaman.
Museum Puro Pakualaman
Tujuan pertama kami adalah Museum Puro Pakualaman. Museum
ini terletak di dalam Puro Pakualaman. Dari gapura masuk Puro, kita akan
langsung melihat papan penunjuk menuju museum ini. Tidak ada tiket masuk untuk
mengunjungi museum Puro Pakualaman, cukup memberikan sumbangan seikhlasnya.
Selanjutnya kita akan diminta mengisi buku tamu dan langsung menjelajah museum
ini. Sewaktu berkunjung ke sana, saya dan Luki ditemani oleh bapak penjaga
museum ini. Bapak tersebut (sayang saya lupa menanyakan namanya) menjelaskan
berbagai koleksi yang ada di Museum Puro Pakualaman. Beberapa koleksinya adalah
foto-foto keraton, alat masak yang biasa digunakan di keraton, senjata para
prajurit keraton, dan baju-baju yang digunakan oleh prajurit keraton maupun
pangeran. Koleksi lain yang ada di museum ini yaitu lima kereta kencana, empat
di antaranya hingga kini masih digunakan jika ada upacara khusus. Koleksi-koleksi
di museum ini cukup menarik. Sayangnya, tak banyak masyarakat yang berkunjung
ke museum ini. Terlihat dari buku tamu justru pengunjung yang banyak datang ke
museum ini adalah wisatawan mancanegara.
Setelah menjelajahi isi museum, saya dan Luki berkeliling sebentar di sekitar Puro. Namun, kita hanya boleh berkeliling di luar pagar. Area-area lain seperti pendopo dan ruangan tertutup untuk umum. Puas berkeliling, kami pun menuju ke museum kedua.
Museum Biologi UGM
Jarak Museum Puro Pakualaman dan Biologi cukup dekat. Jadi,
saya dan Luki memutuskan untuk jalan kaki saja, sambil berperan menjadi turis
di kota sendiri :p Berbeda dengan Museum Puro Pakualaman, di Museum Biologi
kita dikenai tiket masuk. Untuk pelajar/mahasiswa tiket masuk museum ini adalah
Rp 3.000,00, umum Rp 5.000,00 dan Rp 10.000,00 untuk wisatawan. Beruntung saya
dan Luki masih berstatus mahasiswa jadi kami cukup bayar Rp 3.000,00.
Sesuai namanya, koleksi di museum ini yaitu berbagai flora
maupun fauna, terutama yang terdapat di Indonesia. Rempah-rempah, buah, dan
berbagai tanaman lain yang telah diawetkan ada museum ini. Begitu pula dengan
koleksi fauna yang diawetkan. Mulai dari ikan, burung, ular, dan mamalia ada di
museum ini. Oya, ini saya tuliskan jam buka Museum Biologi, siapa tahu ada yang
berminat
Senin-Kamis Jam
07.30-13.30 WIB
Jumat Jam
07.30-11.00 WIB
Sabtu Jam
07.30-12.00 WIB
Minggu Jam
08.00-12.00 WIB
Museum Sasmitaloka
Pangsar Sudirman
Selesai berkeliling Museum Biologi, kami lanjut ke Museum
Sasmitaloka Pangsar Sudirman. Lagi-lagi cukup berjalan kaki karena jaraknya
lumayan dekat. Sampai di sana kami langsung mendapat kabar gembira karena
ternyata untuk masuk museum ini tidak ada tiket masuk alias gratis. Saya dan
Luki pun segera bergegas untuk menjelajahi isi museum yang lumayan besar ini.
Museum Sasmitaloka Pangsar Sudirman ini dulunya adalah kediaman
Jenderal Sudirman. Arsitekturnya khas seperti bangunan pada masa Belanda,
dengan pintu dan jendela yang besar. Ada 14 ruangan di museum ini, seperti
ruang tamu, ruang santai, ruang kerja, ruang diorama, dan ruang koleksi
kendaraan. Banyak koleksi di museum ini yang asli (bukan replika) dari masa
Jenderal Sudirman berjuang. Salah satu yang menarik adalah tandu yang digunakan
oleh Jenderal Sudirman ketika memimpin perang gerilya sewaktu beliau sakit.
Berbagai foto-foto dan surat Presiden Soekarno kepada Jenderal Sudirman juga
bisa kita lihat di salah satu ruangan. Overall,
museum ini cocok dijadikan pilihan tempat wisata sejarah.
Puas melihat koleksi di Museum Sasmitaloka, kami pun kembali
ke Puro Pakualaman karena motor diparkir di sana. Sebelum pulang, kami
menyempatkan makan siang di depan Puro. Satu porsi soto ayam + es jeruk bisa
didapat dengan harga Rp 8.000,00. Wah, hematnya jalan-jalan kami kali
ini. Dengan uang kurang lebih Rp 15.000,00 saja sudah bisa mengunjungi tiga
obyek wisata, perut pun kenyang. Wanna
try? Can’t wait for the next ‘jelajah museum’ \:D/
No comments:
Post a Comment